DRI: Pasar Global Bergerak Naik, Didorong oleh Sentimen Positif Hasil Pemilu AS dan Vaksin Pfizer

16 November 2020

Riset

Minggu II November 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR GLOBAL

  1. Global
    • Pada minggu kedua November pasar global bergerak naik didorong oleh sentimen positif yang datang dari hasil pemilu AS serta keberhasilan vaksin Pfizer yang dinilai 90% efektif menangani Covid-19 tanpa efek samping yang berbahaya. Pada penutupan perdagangan tanggal 13 November 2020 Indeks Dow Jones ditutup naik 4,08% menjadi 29.480 dan indeks S&P 500 juga menguat 2,15% ke level 3.585. Dari bursa Asia, indeks Nikkei Jepang naik 4,36% menjadi 25.386 begitu juga dengan IHSG yang menguat 2,35% ke level 5.461.
  2. AS
    • Perekonomian AS bergerak mixed, yang terlihat dari tingkat inflasi AS yang turun namun di sisi lain harga produsen AS naik di bulan Oktober 2020. Sementara itu, dari sektor tenaga kerja terus menunjukkan pemulihan dengan turunnya klaim tunjangan pengangguran dan bertambahnya lowongan pekerjaan.  
      • Tingkat inflasi AS bulan Oktober 2020 turun menjadi 1,2% yoy dari 1,4% yoy di bulan sebelumnya. Inflasi bulan Oktober tersebut masih tetap jauh dari level sebelum pandemi sebesar 2,3% yoy. Penurunan harga terutama terjadi pada harga komponen energi (-9,2% yoy) dan biaya transportasi (-5,1% yoy).
      • Harga produsen di AS naik 0,3% mom pada Oktober 2020 menyusul kenaikan 0,4% mom di bulan sebelumnya. Kenaikan harga terutama terjadi pada harga pokok (+0,5% mom) dan biaya transportasi (+1,1% mom).
      • Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 709 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 7 November 2020. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak kenaikan tajam klaim tunjangan pengangguran bulan Maret 2020. Sementara itu, jumlah lowongan pekerjaan di AS bulan September 2020 meningkat sebesar 84.000 lowongan dari bulan sebelumnya menjadi 6,4 juta. Namun masih jauh berada di level sebelum pandemi yang tersedia hingga 7 juta lowongan pekerjaan.
  3. Tiongkok
    • Perekonomian Tiongkok melanjutkan pemulihan meskipun terbatas sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan inflasi terutama bahan makanan dan penurunan harga produsen.
      • Tingkat inflasi Tiongkok turun menjadi 0,5% yoy pada Oktober 2020 dan merupakan yang terendah sejak Oktober 2009. Penurunan tajam terutama terjadi pada harga komponen makanan (2,2% yoy vs 7,8% yoy pada September 2020) dan penurunan pada biaya transportasi (-3,9% yoy vs -3,6% yoy pada September 2020).
      • Harga produsen Tiongkok turun 2,1% yoy pada Oktober 2020 dan merupakan penurunan ke Sembilan berturut – turun akibat dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
  4. Eropa
    • Perekonomian kawasan Eropa tumbuh signifikan di kuartal 3-2020 didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat setelah kebijakan lockdown secara bertahap dicabut.
      • Ekonomi kawasan Eropa tumbuh sebesar 12,6% qoq (-4,4% yoy) pada kuartal 3-2020 setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi sebesar -11,8% qoq. Pemulihan ekonomi kawasan Eropa pada kuartal 3-2020 didorong oleh naiknya permintaan domestik setelah kebijakan pembatasan secara bertahap dilonggarkan. Pertumbuhan ekonomi negara anggota juga berangsur pulih pada kuartal 3-2020 seperti Prancis (+18,2% qoq), Spanyol (+16,7% qoq), Italia (+16,1% qoq) dan Jerman (+8,2% qoq).
      • Surplus neraca perdagangan kawasan Eropa melebar menjadi EUR 24,8 miliar pada September 2020 jika dibandingkan bulan September 2019 sebesar EUR 18,4 miliar. Impor turun 7,1% yoy menjadi EUR 165,5 miliar yang didorong oleh penurunan impor bahan bakar (-41,0% yoy). Sementara itu, eskpor juga mengalami penurunan sebesar 3,1% yoy menjadi EUR 190,3 miliar karena penurunan ekpor bahan bakar (+43% yoy).
      • Produksi industri kawasan Eropa turun 0,4% mom (-6,8% yoy) pada September 2020, penurunan pada produksi industri terus terjadi terutama sejak April 2020 akibat dampak berkelanjutan pandemi Covid-19. Penurunan paling tajam terjadi pada produksi barang tahan lama seperti televisi dan mesin cuci (-5,3% mom).
  5. Jepang
    • Pemulihan perekonomian Jepang masih terbatas akibat pandemi Covid-19 yang ditunjukkan dengan penurunan pada cadangan devisa Jepang Oktober 2020.
      • Cadangan devisa Jepang turun menjadi USD 1.384,4 miliar pada Oktober 2020 dari USD 1.389,8 miliar di bulan sebelumnya.
      • Surplus Neraca transaksi berjalan Jepang meningkat menjadi JPY 1660 miliar pada September 2020 jika dibandingkan bulan September 2019 sebesar JPY 1592 miliar.
  6. Komoditas
    • Harga komoditas dunia bergerak mixed, dengan harga minyak dunia ditutup turun di akhir perdagangan minggu kedua bulan November sedangkan harga emas naik.
      • Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 13 November ditutup turun 2,4% ke level USD 40,13/barel. Penurunan harga minyak mentah terjadi akibat investor masih merasa khawatir tentang pemulihan permintaan minyak mentah di tengah meningkatnya kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di AS terutama Chicago dan New York. Namun, secara mingguan WTI naik 8,1%.
      • Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 13 November 2020 ditutup turun 1,7% ke level USD 42,78/barel. Penurunan tersebut dipicu oleh adanya peningkatan kasus Covid-19 secara global sehingga menimbulkan kekhawatiran investor terhadap pemulihan permintaan minyak mentah di tengah adanya peningkatan kasus Covid-19 terutama di AS dalam beberapa hari terakhir. Namun, secara mingguan harga minyak mentah Brent naik sebesar 8,4%.
      • Harga emas ditutup naik 0,2% ke level USD 1.886/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 13 November 2020, namun secara mingguan harga emas turun 3,3%. Hal ini didorong oleh Investor yang kembali beralih kepada safe haven assets akibat peningkatan kasus Covid-19 di AS dan beberapa negara Eropa.
PERGERAKAN PASAR DOMESTIK
    • Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut meskipun terbatas, hal ini ditunjukkan oleh penurunan pada indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel.
      • Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Danareksa Research Institute bulan Oktober 2020 turun ke level 71.1 setelah berada pada level 73.3 di bulan sebelumnya. Penurunan pada IKK didorong oleh konsumen yang semakin pesimis pada pemulihan ekonomi nasional dan kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia. Dua komponen dalam IKK yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (Present Situation Index) dan Indeks Perkiraan Ekonomi (Expectation Idex) 6 bulan mendatang mengalami penurunan masing – masing ke level 36.3 dan 97.2.
      • Penjualan ritel di Indoenesia turun 8,7% yoy pada September 2020 setelah di bulan sebelumnya turun 9,2% yoy. Namun jika dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya, ini merupakan penurunan dengan laju terendah. Masih rendahnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penjualan ritel Indonesia masih terus turun.
Minggu III November 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut:
  1. USA: Retail sales, industrial production, housing start, exsisting home sales, building permits, initial jobless claim
  2. Tiongkok: Retail sales, industrial production, unemployment rate, house price index
  3. Jepang: GDP growth, trade balance, inflation rate, industrial production
  4. EU: Current account
  5. Indonesia: Trade balance, interest rate decision
Source: Danareksa Research Institute Photo by Alex Kramar on Unsplash