DRI: Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal kedua untuk mengantisipasi efek Covid-19

17 Maret 2020

Riset

Minggu II Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Pada Kamis, 12 Maret 2020 WHO telah mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi yaitu penyakit menular yang telah menyebar di wilayah lebih luas bahkan hampir seluruh dunia. Pengumuman dari WHO tersebut mengakibatkan bursa di kawasan US, Eropa dan Asia memerah tak terkecuali IHSG yang terkoreksi tajam. Covid-19 per tanggal 12 Maret 2010 telah menyebar ke hampir negara di seluruh dunia dimana negara yang terparah terkena dampaknya setelah China adalah Italia (12.462 kasus), Iran (10.075 kasus) dan Korea Selatan (7.869 kasus). Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal kedua untuk mengantisipasi efek Covid-19 pada perekonomian dengan 4 relaksasi pajak. Pertama, relaksasi PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100% atas penghasilan dari pekerja dengan besaran sampai dengan Rp 200 juta khusus untuk sektor industri pengolahan selama 6 bulan (April – September 2020). Kebijakan pertama diambil agar pekerja sektor industri memperoleh tambahan penghasilan sehingga dapat mempertahankan daya belinya. Kedua, relaksasi Pajak Penghasilan pasal 22 impor (PPh Pasal 22 Impor) kepada 19 sektor tertentu sebesar Rp 8.15 triliun. Kebijakan ini diambil untuk mempertahankan cashflow bagi industri sebagai akibat switching cost (biaya perubahan negara tujuan asal impor dan tujuan ekspor). Ketiga, relaksasi pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal 25) yang diberikan melalui skema pengurangan PPh Pasal 25 sebesar 30% kepada 19 sektor tertentu dengan total kurang lebih Rp 4.2 triliun. Keempat, relaksasi restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) bagi 19 sektor tertentu dengan perkiraan total sebesar Rp 1.97 triliun. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, pesanan mesin (machinery orders) meningkat sebesar 2.9% mom di bulan Januari 2020 setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 11.9% mom. Peningkatan terjadi pada pesanan manufaktur sementara untuk pesanan non manufaktur mengalami penurunan. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, pertumbuhan ekonomi kuartal empat Eropa sebesar 0.1%, terendah sejak kontraksi yang terjadi pada awal 2013. Perlambatan terjadi pada konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan permintaan eksternal, sementara itu untuk investasi mengalami peningkatan. Produksi industri Eropa meningkat 2.3% mom jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar 1.8%, ini merupakan aktivitas tertinggi sektor industri di Eropa sejak November 2017. Peningkatan produksi di sektor industri tersebut didorong oleh peningkatan produksi pada barang setengah jadi, barang tahan lama, barang tidak tahan lama dan barang modal. ECB tetap mempertahankan suku bunga 0 % pada pertemuan di bulan Maret 2020 dengan marginal lending facility tetap berada pada level 0.25% dan depocit facility sebesar -0.50%. Selain itu ECB juga mengumumkan paket stimulus berupa suntikan dana bagi pengusaha kecil dan menengah. Ekonomi China Dari ekonomi China, tingkat inflasi China turun ke level 5.2% yoy di bulan Februari 2020 dari sebelumnya yang berada pada level 5.4% yoy di bulan Januari. Sementara itu untuk tingkat inflasi bulanan melambat 0.8% mom dari bulan sebelumnya 1.4% mom. Peningkatan harga terjadi pada bahan makanan sebesar 21.9% tertinggi sejak bulan April 2018, hal ini disumbang oleh peningkatan harga daging babi sebesar 135.2% dari sebelumnya 116.2% akibat merebaknya flu babi Afrika dan pembatasan akses transportasi akibat Covid-19. Sementara itu komponen lainnya yang mengalami penurunan harga adalah komponen pakaian, perlengkapan rumah tangga, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Foreign Direct Investment (FDI) China turun tajam sebesar 8.6% yoy menjadi USD 19.26 bilion, secara bulanan FDI China turun sebesar 25.6% mom akibat perpanjangan libur Imlek dan penyebaran Covid-19. Producer Price Index (PPI) China turun sebesar 0.4% yoy pada bulan Februari 2020 setelah bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0.1% yoy. Hal ini terjadi karena merebaknya Covid-19 di negara tersebut dan melumpuhkan aktivitas bisnis. Rata – rata harga rumah baru (new homes prices) di China melambat 5.8% yoy pada Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6.3% yoy, perlambatan ini merupakan yang terendah sejak bulan Juli 2018 di tengah penyebaran Covid-19. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari ekonomi AS, The Fed dalam rapat daruratnya di tanggal 15 Maret 2020 memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 100 bps menjadi 0% – 0.25% dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif sebesar USD 700 miliar untuk melindungi perekonomian AS dari dampak Covid-19. Selain itu The Fed juga memangkas suku bunga untuk pinjaman darurat perbankan sebesar 125 bps menjadi 0.25% serta memperpanjang waktu pinjaman menjadi 90 hari. Inflasi AS stabil di tingkat 0.1% mom pada bulan Februari 2020. Secara tahunan inflasi AS berada pada level 2.3% yoy lebih rendah dibandingkan dengan bulan Januari yang berada pada level 2.5% dan merupakan level tertinggi sejak Oktober 2018. Penjualan ritel AS meningkat 0.3% mom di bulan Januari 2020, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0.2% mom. Peningkatan penjualan terjadi pada penjualan kendaraan bermotor dan bagiannya, furniture, serta penjualan ritel lainnya. Di sisi lain penjualan elektronik dan pakaian mengalami penurunan yang tinggi sejak Maret 2009. Harga barang impor (Import prices) AS turun 0.5% mom jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 0.1%, ini merupakan penurunan terbesar sejak bulan Agustus 2019. Sementara itu harga barang ekspor (export prices) turun tajam 1.1% mom di bulan Februari 2020 setelah bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0.6% mom. Penurunan yang terjadi merupakan tertinggi sejak bulan Desenber 2015. Minggu III Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: retail sales, NAHB housing market index, industrial production, housing start, initial jobless Jepang: interest rate, balance of trade, inflation rate (yoy) China: house price index, retail sales, industrial production, loan prime rate EU: balance of trade, inflation (yoy) Indonesia: Trade Balance, interest rate Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Aditya Indrajaya