DRI: Penerbitan Sukuk Global Pemerintah Pengaruhi Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia

13 Juli 2020

Riset

Minggu II Juli 2020 Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut:  Indonesia

  • Pada tanggal 6 Juli 2020 Bank Indonesia dan Kementrian Keuangan menyepakati skema burden sharing atau berbagi beban dalam hal program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Burden sharing tersebut dilakukan BI melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah lewat private placement dengen referensi suku bunga reverse repo rate. Terdapat tiga kategori dalam skema burden sharing yaitu sebagai berikut:  Belanja public goods (kesehatan, perlindungan sosial, sektoral K/L dan Pemerintah Daerah) sebesar Rp 397,56 triliun pemerintah akan menerbitkan SBN kepada BI secara private placement dengan suku bunga acuan reverse repo rate dan keseluruhan bunga ditanggung BI.  2. Belanja non public goods (UMKM dan Korporasi non UMKM) sebesar Rp 177,03 triliun pemerintah melakukan penerbitan SBN melalui mekanisme pasar dengan BI. Pemerintah menanggung bunga sebesar BI reverse repo rate dikurangi 1% dan sisanya ditanggung oleh BI.  3. Belanja non public goods (lainnya) sebesar Rp 328,87 triliun pemerintah melakukan pembiayaan melalui penerbitan SBN di pasar dengan seluruh bunga ditanggung pemerintah. 
  • Pemerintah melalui kolaborasi dengan beberapa Kementerian pada tanggal 7 Juli 2020 meluncurkan penjaminan kredit modal kerja bagi UMKM dalam rangka mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Penjaminan UMKM dilakukan untuk menurunkan resiko kredit demi meningkatkan minat perbankan dalam penyaluran pinjaman. Pemerintah sebelumnya telah mengalokasikan biaya penanganan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun untuk membantu UMKM. Pemerintah juga telah menyiapkan Rp 2,4 triliun untuk insentif pajak UMKM yang ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah juga menempatkan dana Rp 30 triliun sebagai tahap awal dari total Rp 78 triliun dengan suku bunga sekitar 80% dari repo yaitu 3.3% agar bisa dicampur dengan dana perbankan untuk memberikan kredit modal kerja yang berbunga relatif rendah.
  • Dari domestik, cadangan devisa Indonesia pada bulan Juni 2020 meningkat menjadi USD 131,7 miliar jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 130,5 miliar. Peningkatan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah
  • Penjualan ritel di Indonesia bulan Mei 2020 turun 20.6% yoy mengikuti penurunan pada bulan sebelumya sebesar 16.9% yoy. Ini merupakan penurunan ke enam kalinya dan merupakan yang terdalam sejak Oktober 2008 yang didorong oleh lemahnya daya beli masyarakat akibat pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Penurunan penjualan tertinggi terdapat pada kategori pakaian (-74 %), barang budaya dan rekreasi (-53.7%) dan otomotif (-46.9%).
  • Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 2.4% menjadi USD 40,6/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2020 yang didorong oleh optimisme pasar terhadap penemuan antivirus Covid-19 dan optimisme peningkatan permintaan minyak setelah beberapa negara melakukan pelonggaran kebijakan lockdown. Sementara itu, harga Brent turun 1% menjadi USD 41.8/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 10 Juli 2020, secara mingguan harga minyak mentah Brent turun 3%. Di sisi lain, harga emas turun 0.3% menjadi USD 1,798/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 10 Juli 2020, penurunan harga emas didorong oleh kekhawatiran investor terhadap penyebaran Covid-19 gelombang kedua. Secara mingguan harga emas naik 1.4%.
   Jepang
  • Dari ekonomi Jepang, surplus transaksi berjalan Jepang pada bulan Mei 2020 menyempit menjadi JPY 1176,8 miliar jika dibandingkan dengan Mei 2019 sebesar JPY 1631,1 miliar.
  • PPI Jepang turun 1.6% yoy pada bulan Juni 2020 setelah penurunan 2.7% yoy di bulan sebelumnya. Penurunan harga tertinggi terjadi pada harga minyak dan batu bara (-25.9% yoy) dan bahan kimia (-5.9% yoy). Sedangkan untuk harga komponen makanan dan minuman naik 0.8% yoy setelah pada bulan sebelumnya meningkat 0.9% yoy.
  • Pengeluaran rumah tangga Jepang turun 16.2% yoy pada bulan Mei 2020 menyusul penurunan 11.1% yoy pada bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan ke delapan kalinya sejak akhir tahun 2019 karena konsumen mengurangi konsumsinya sebagai respon negatif terhadap dampak pandemi Covid-19. Tingginya angka pengangguran mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat yang berakibat pada rendahnya daya beli.
Eropa
  • Dari Ekonomi Eropa, perdagangan ritel kawasan Eropa pada bulan Mei 2020 naik 17.8% mom setelah dua bulan berturut – turut turun tajam. Hal ini didorong oleh beberapa negara di kawasan Eropa yang mulai membuka kembali aktivitas ekonomi negaranya. Peningkatan terlihat pada penjualan produk non-makanan (+35% mom) dan bahan bakar (+38.4% mom).
China
  • Dari ekonomi China, cadangan devisa China bulan Juni 2020 naik menjadi USD 3,112 triliun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 3,102 triliun. Kenaikan cadangan devisa China didorong oleh penguatan yuan dan kenaikan harga aset global. Aliran modal asing yang masuk ke China meningkat seiring perekonomian di negara tersebut yang kembali pulih pasca pandemi Covid-19.
  • Tingkat inflasi China naik menjadi 2.5% yoy pada bulan Juni 2020 dari 2.4% yoy di bulan sebelumnya. Inflasi tertinggi terjadi pada bahan makanan (+11.1% yoy) sedangkan untuk komponen non-makanan melambat 0.3% yoy. Peningkatan inflasi di China mengindikasikan naiknya konsumsi masyarakat secara perlahan setelah kebijakan lockdown dicabut oleh pemerintah.
  • Sementara itu, PPI China turun 3.0% yoy pada Juni 2020 setelah penurunan 3.7% yoy di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan kelima kalinya secara berturut – turut untuk harga produsen akibat krisis Covid-19.
 AS
  • Dari ekonomi AS, PPI AS turun 0.2% mom pada bulan Juni 2020 setelah di bulan sebelumnya naik 0.4% mom. Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2019 PPI AS turun 0.8% yoy. Penurunan harga tertinggi terjadi pada komponen jasa (-3% mom) sedangkan kenaikan harga terjadi pada komponen harga barang pokok (0.2% mom).
  • Dari sektor tenaga kerja, jumlah lowongan pekerjaan di AS meningkat sebesar 401,000 menjadi 5,397 juta lowongan pada bulan Mei 2020 setelah bulan sebelumnya menyentuh level terendah akibat pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan perekonomian AS mulai bangkit perlahan setelah negara tersebut melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan. Peningkatan lowongan pekerjaan tertinggi terjadi pada sektor makanan (+196,000) dan perdagangan ritel (+147,000).
  • Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 1,3 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 4 Juli 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 50,0 juta klaim. Kekhawatiran akan adanya penyebaran Covid-19 gelombang kedua membuat beberapa negara bagian di AS melakukan kebijakan lockdown kembali dan menutup kegiatan ekonomi dan bisnis.
    Minggu III Juli 2020  Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: 
  • Indonesia: Trade balance, business confidence, interest rate decision
  • USA: Inflation rate, indutrial production, retail sales, initial jobless claim, NAHB housing market, housing start, building permits
  • Jepang: Industrial production, BoJ interest rate decision
  • EU: Indutrial production, trade balance, ECB interest rate decision, inflation rate  China: Trade balance, house price index, GDP growth Q2, unemployment rate, industrial production, retail sales
  Sumber: Danareksa Research Institute