DRI: Realisasi Investasi Asing di Indonesia Telah Menyumbang 48.5% dari Total Realisasi Investasi Indonesia

29 Juli 2020

Riset

Minggu IV Juli 2020   Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut::   Indonesia

  • Dari domestik, pada tanggal 20 Juli 2020 Kementerian keuangan memaparkan realisasi APBN semester I 2020 dimana defisit APBN mencapai 1.57% dari PDB (Rp 257,8 triliun). Secara rinci realisasi penerimaan negara sebesar Rp 811,2 triliun atau terkontraksi 9.8% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 899,6 triliun. Sementara itu realisasi belanja negara mencapai 1,068.9 triliun atau tumbuh 3.3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp 1,034.7 triliun.
  • Foreign Direct Invetment (FDI) Indonesia turun 6.9% yoy menjadi Rp 97,6 triliun pada kuartal II 2020. Penurunan tersebut sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebar hampir di seluruh negara di dunia. Secara umum, realisasi investasi asing di Indonesia pada bulan Januari – Juni 2020 telah menyumbang 48.5% dari total realisasi investasi Indonesia senilai Rp 402,6 triliun, sisanya berasal dari penanaman modal dalam negeri.
  Jepang
  • Dari ekonomi Jepang, neraca perdagangan Jepang defisit JPY 268,8 miliar pada bulan Juni 2020 dari surplus JPY 588,1 miliar pada bulan yang sama di tahun sebelumnya. Ekspor turun 26.2% yoy menjadi JPY 4,86 miliar, ketergantungan Jepang terhadap ekspor untuk pertumbuhan ekonomi membuat prospek pemulihan ekonomi secara keseluruhan tidak pasti. Sementara itu impor juga turun dalam sebesar 14.4% yoy menjadi JPY 5,13 miliar. Selama Januari – Juni 2020 neraca perdagangan Jepang defisit sebesar JPY 2,24 triliun dari JPY 895,9 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan perekonomian global dapat terjadi terus – menerus terutama setelah adanya peningkatan kasus di AS dan beberapa negara lainnya setelah upaya reopening perekonomian
  • Inflasi Jepang bulan Juni 2020 sebesar 0.1% yoy, ini merupakan level terendah selama tiga tahun terakhir akibat penyebaran Covid-19 yang terus menghambat konsumsi masyarakat. Penurunan harga terjadi pada seluruh komponen, paling tajam terjadi pada komponen pendidikan (-10.5% yoy).
  • Jibun Bank Japan Manufacturing PMI bulan Juli naik ke level 42.6 dari bulan sebelumnya yang berada di level 40.1. Selama lima belas bulan berturut – turut sektor manufakturing Jepang telah mengalami kontraksi yang diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Output, pesanan baru dan lapangan pekerjaan terus mengalami penurunan meskipun melambat jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020. Hal ini menandakan adanya pemulihan di sektor manufaktur meskipun belum optimal. Sementara itu, Jibun Bank Japan Services PMI naik tipis menjadi 45.2 di bulan Juli 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 45.0. Pandemi Covid-19 mengakibatkan kontraksi selama enam bulan terakhir, kebijakan lockdown pemerintah memukul sisi permintaan.
  Eropa
  • Dari Ekonomi Eropa, neraca transaksi berjalan kawasan Eropa mencatatkan defisit di bulan Mei 2020 sebesar EUR 10,5 miliar jika dibandingkan bulan Mei 2019 yang mencatatkan surplus sebesar EUR 14,5 miliar. Ini merupakan defisit terbesar sejak bulan Mei 2011.
  • IHS Markit Manufacturing kawasan Eropa naik ke level 15.1 di bulan Juli 2020 dari bulan sebelumnya yang berada di level 47.4. Ini merupakan peningkatan aktivitas manufaktur pertama sejak Januari 2019. Kenaikan PMI kawasan Eropa ke level di atas 50 menunjukkan mulai membaiknya sektor manufaktur yang ditandai dengan peningkatan produksi pabrik – pabrik setelah kebijakan lockdown Output produksi dan pesanan baru meningkat pesat, peningkatan tajam pesanan baru terjadi pertama kali sejak Sepetember 2018.
  • Sementara itu, IHS Markit Services PMI kawasan Eropa bulan Juli 2020 juga mengalami peningkatan ke level 55.1 setelah pada bulan sebelumnya berada di level 48.3. Kegiatan bisnis mulai tumbuh setelah pencabutan kebijakan lockdown namun untuk permintaan ekspor masih terus mengalami penurunan.
  • Di sisi lain, Indeks Kepercayaan Konsumen di kawasan Eropa turun 0.3 poin menjadi -15.0 pada Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level -14.7.
  AS
  • Dari ekonomi AS, IHS Markit Manufacturing PMI AS naik ke level 51.3 pada bulan Juli 2020 dari 49.8 di bulan sebelumnya. Peningkatan PMI didorong oleh peningkatan total produksi dan pesanan baru dalam lima bulan terakhir, hal ini sebagai dampak pembukaan kegiatan ekonomi dan bisnis di AS. Sementara itu, IHS Markit Services AS PMI bulan Juli 2020 juga naik ke level 49.6 dari bulan sebelumnya yang berada di level 47.9. Namun, kontraksi masih tetap berlanjut selama enam bulan berturut – turut.
  • Dari sektor perumahan, existing home sales AS Juni 2020 naik 20.7% mom menjadi 4,27 juta unit dari 3,91 juta unit di bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar penjualan rumah sejak 1968 sebagai dampak pembukaan kembali perekonomian di AS setelah kebijakan lockdown Sementara itu, new home sales di AS naik 13.8% mom menjadi 776 ribu unitpada bulan Juni 2020 dan merupakan peningkatan tertinggi sejak 2007. Sektor perumahan di AS perlahan pulih setelah penyebaran Covid-19 di tengah ancaman penyebaran gelombang kedua.
  • Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran stabil di angka 1,42 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 18 Juli 2020, meningkat pertama kalinya sejak empat bulan terakhir. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 52,7 juta klaim. Kekhawatiran akan adanya penyebaran Covid-19 gelombang kedua membuat beberapa negara bagian di AS melakukan kebijakan lockdown kembali dan menutup kegiatan ekonomi dan bisnis.
  Komoditas
  • Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 0.3% menjadi USD 41,29/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2020 yang didorong oleh pulihnya permintaan global setelah beberapa negara melaporkan kenaikan pada data PMI Markit Manufacturing. Secara mingguan WTI naik sebesar 1.7%. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 24 Juli 2020 ditutup pada level USD 43.34/barel. Secara mingguan, harga Brent naik tipis sebesar 0.5%. Di sisi lain, harga emas tetap berada di level USD 1,897.5/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 14 Juli 2020 setelah kenaikan selama enam hari berturut – turut mendekati level tertingginya USD 1,920/ ons pada September 2011. Kenaikan harga emas masih didorong oleh peningkatan perbaikan perekonomian global dan kekhawatiran investor terhadap ketegangan hubungan antara China-AS. Secara mingguan harga emas naik 4.8%.
  Minggu V Juli 2020 Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: 
  • Indonesia: Loan growth, Danareksa consumer confident survey
  • USA: GDP growth rate Q2, The Fed interest rate decision, durable goods orders, pending home sales, initial jobless claim, personal spending, personal income
  • Jepang: Leading economic index retail sales, unemployment rate, jobs applications ratio, industrial production, consumer confidence, housing start
  • EU: GDP growth rate Q2, Unemployment rate, economic sentiment, inflation rate
  • China: NBS Manufacturing PMI
  Source: Danareksa Research Institute Photo by Josh Couch on Unsplash