02 Mei 2019
‘Tak kenal maka tak sayang.’ Peribahasa ini sangat kental dengan bagaimana sesuatu hal bisa memengaruhi minat seseorang. Tanpa mengenal, akan sulit sebuah keputusan diambil. Sama seperti halnya memutuskan untuk membeli produk A, misalnya, orang bisa ragu untuk memutuskan membeli atau tidak sebelum tahu persis tentang produk itu.
Sebagai contoh Anda akan membeli mesin cuci. Tentu Anda sudah tahu apa itu mesin cuci, fungisnya, kisaran harganya, hingga di mana dapat membelinya.
Begitu pun dengan investasi, tanpa mengenal lebih dulu seputar investasi, orang juga akan cenderung eggan melakukannya. Umumnya, menabung –secara konvensional- adalah satu-satunya cara bagaimana menempatkan dan menyimpan uang yang diperoleh.
Ada dua jenis investasi, yakni riil dan non riil (investasi keuangan). Untuk investasi keuangan sendiri banyak macamnya, mulai dari deposito, reksa dana, obligasi, dan saham. Bila Anda sudah mulai tertarik dengan yang namanya investasi di sektor keuangan, bisa memilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya kenalli risikonya.
Bagi Anda yang sama sekali belum pernah berinvestasi di instrumen tersebut, jangan takut dan mengurungkan niat hanya karena tidak tahu caranya. Salah satu investasi yang bisa dilakukan bagi pemula adalah reksa dana, karena dianggap sebagai investasi yang paling mudah dijangkau dan dilakukan oleh para investor pemula.
Lantas apa saja cara jitu berinvestasi di reksa dana bagi Anda yang pemula tanpa rasa khawatir dengan modal yang juga terjangkau? Simak tips berinvestasi di reksa dana berikut:
Pahami Reksa Dana
Sebagian orang tidak mengetahui adanya reksa dana sebagai investasi mudah yang bisa dijalankan oleh pemula. Tentu hal pertama yang harus diketahui bagi yang berniat memulai investasi di instrumen ini adalah “apa itu reksa dana?”
Reksa dana adalah wadah yang digunakan masyarakat untuk berinvestasi di instrumen-instrumen pasar keuangan. Aturan reksadana ini tertera di Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Anda tidak perlu khawatir berinvestasi karena reksadana ini karena sudah terdata di pemerintah dan bersifat resmi.
Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana
Beberapa kelebihan dari reksa dana adalah adanya verifikasi investasi, di mana investasi akan dipecah ke beberapa instrumen. Sehingga investasi ini bukan hanya ditanamkan pada satu perusahaan saja, namun di beberapa perusahaan.
Dengan cara kerja reksa dana tersebut, maka ketika nilai suatu saham di perusahaan A turun, maka tidak serta merta dana yang diinvestasikan di instrumen ini juga turun. Melainkan investasi Anda akan tetap aman karena masih memiliki investasi yang di tempatkan di instrumen atau perusahaan lainnya oleh manajer investasi.
Selain memberikan return yang cukup besar, reksa dana juga merupakan instrumen investasi yang mudah diakses. Karena investasi ini memiliki wilayah yang sangat luas, maka Anda juga harus bisa menggali informasi dengan baik. Mulai dari apa saja yang dibutuhkan, bagaimana alur atau perjalanannya sehingga bisa bagus dan berkembang, dan bagaimana kemungkinan atau bagaimana kelebihan dan keuntungannya. Selain itu informasi mengenai jangka waktu reksa dana menjadi penting. Jangan lupa cari hal tersebut dan maksimalkan informasi yang Anda miliki.
Tentukan Tujuan
Setelah mengetahui bahwa jenis reksa dana sangatlah banyak, maka cari dan tentukan tujuan Anda sendiri. Anda harus memahami tujuan berinvestasi dan kenapa memilih reksadana.
Lalu seberapa banyak investasi yang ingin Anda tanamkan di reksa dana? Apakah investasi Anda untuk jangka pendek atau jangka panjang?
Setelah menentukan itu semua, maka jalan Anda akan lebih terarahkan dengan baik sesuai kebutuhan dan apa yang direncanakan tentu sesuai dengan tujuan. Karena reksa dana ini bersifat luas, maka Anda harus mempersempit ruang gerak Anda agar lebih terfokus dan jelas.
Jenis-Jenis Reksa Dana
Selanjutnya adalah jenis reksa dana. Terdapat empat jenis reksa dana yang bisa menjadi pilihan Anda untuk menginvestasikan uang di instrumen yang relatif aman ini.
Reksa dana pasar uang, di mana seluruh uang ditempatkan di deposito, di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga di obligasi. Jatuh tempo reksa dana pasar uang ini kurang dari satu tahun. Jenis reksa dana ini juga cenderung lebih aman. Namun kembali lagi, karena resiko kecil maka keuntungannya pun juga relatif lebih kecil.
Reksa dana pendapatan tetap, di mana dana dialokasikan ke obligasi minimal 80%. Keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi dan bisa mencapai lebih dari 10% per tahunnya.
Reksa dana campuran, sesuai namanya maka reksadana ini menggunakan berbagai peraturan dari jenis-jenis sebelumnya. Sangat berisiko namun jika berhasil maka reksadana akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan juga mengaggumkan. Tentunya meskipun menghasilkan dalam jumlah sedikit atau banyak, anda sebagai pemula haruslah berhati-hati dalam mengambil keputusan dan melakukan reksadana agar tidak merugi.
Reksa dana proteksi atau biasa disebut reksa dana pendapatan tetap. Di mana reksa dana ini menempatkan sebagian dana dalam instrumen obligasi yang bisa memberikan perlindungan sesuai namanya. Artinya reksa dana ini memiliki risiko yang lebih rendah dibanding reksa dana saham dan campuran.
Reksa dana index, di mana jenis ini mirip dengan saham karena instrumen ini bisa diperjual-belikan di bursa yang disebut ITF (Exchange Traded Fund) dan harganya bisa berfluktuatif seperti saham. Namun reksa dana ini biasanya berisi index tertentu yang dikelol secara pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa kecuali ada yang berlanggaran baru atau penebusan.
Langkah-Langkah Reksa dana
Jika Anda sudah mantab untuk berinvestasi di reksa dana, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan mana yang sesuai dan tentunya melihat kondisi keuangan.
Jika Anda ingin untung yang lebih tinggi maka kemungkinan buruk atau risiko pun akan semakin tinggi. Keberanian dan keputusan anda membawa investasi kepada kehancuran atau kesuksesan.
Langkah selanjutnya adalah pilih produk reksa dananya dengan memperhatikan rekam jejak dari keuntungan selama 3 tahun terakhir reksa dana tersebut. Selain itu juga bagaimana tanggapan nasabahnya? Apakah mereka merasa puas?
Hal-hal seperti ini bisa menjadi acuan dan juga pembelajaran untuk Anda yang memang bingung atau belum tahu harus memilih reksadana apa dan di mana. Anda bisa berinvestasi reksa dana dari produk keuangan bank dan non bank. Bahkan bisa membeli secara on line.
Pahami Istilah dalam Investasi Reksa Dana
Ada banyak ditemui istilah-istilah dalam laporan transaksi dari investasi keuangan, salah satunya adalah NAB (Nilai Aktiva Bersih) dan UP (Unit Penyertaan).
NAB adalah jumlah dana yang dikelola dalam suatu reksa dana, dan biasa disebut asset under management. Biasanya ini mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi.
UP yaitu satuan ukuran yang menunjukkan jumlah penyertaan yang dimiliki investor, atau kata lainnya adalah NAB yang dipecah-pecah ke dalam instrumen investasi yang dikelola reksa dana.
NAB/UP adalah nilai aktiva per uni penyertaan. Pengertiannya adalah harga dan transaksi yang dilakukan berdasarkan nilai suatu reksa dana.
Subscription adalah biaya untuk membeli reksa dana. Besaran biaya biasanya antara 0% hingga 5%.
Redemption yaitu biaya untuk menjual reksadana dan biayanya juga antara 0% hingga 5% dari nilai investasi.
Prospektus adalah berisi profil perusahaan dan laporan keuangan tahunannya sebagai gambaran nilai saham perusahaan tersebut. Ini biasanya sebagai acuan untuk menentukan pilihan reksa dana jenis apa yang akan dipilih.
Manajer Investasi merupakan manajemen profesional yang mengelola dana investasi yang ditempatkan.
Bank Kustodian adalah lembaga keuangan yang menjadi administrator, pengawas, dan menjaga aset dari dana yang diinvestasikan.
Portofolio Efek adalah kumpulan surat berharga termasuk saham, obligasi, dan unit penyertaan reksa dana yang telah dijual.
Transaksi Disbursement merupakan transaksi pembayaran atau pencairan dari sebagian unit yang dimiliki investor. Tentu yang membayar perncairan ini adalah Manajer Investasi yang diinstruksikan kepada Bank Kustodian untuk diberikan kepada investor.
Transaksi Switching adalah pengalihan dari reksa dana tertentu ke jenis reksa dana lainnya oleh investor.
KIK atau kontrak investasi kolektif ini merupakan bentuk dari reksadana berupa kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
Simulasi Investasi di Reksa Dana
Sebagai gambaran seperti apakah berinvestasi di reksa dana tersebut, simak simulasinya sebagai berikut:
Misalnya Mail punya uang Rp500.000 dan ingin membeli reksa dana “Bunga” senilai modalnya itu.
Pada saat Mail membeli reksa dana “Bunga” tersebut, nilai NAB per UP 1.000, maka dia akan mendapatkan: Rp500.000/1.000 = 500 UP.
Setelah 5 bulan, ternyata NAB per UP reksa dana “Bunga” naik menjadi 1.500.
Mail kemudian memutuskan untuk menjual seluruh Unit Penyertaannya (UP), maka dia dipastikan akan untung karena nilai NAB per UP naik.
Perhitungannya adalah:
1.500 (perubahan UP) x 500 (nilai NAB dari UP awal) = Rp750.000 (hasil dari perubahan UP)
Rp750.000 (hasil dari perubahan UP) x Rp500.000 (modal) = Plus (+) Rp250.000
Sebaliknya, pada saat NAB per UP itu turun ke 700 dan Mail memutuskan tetap menjual selluruh unitnya, maka dia akan mengalami kerugian.
Perhitungannya adalah:
700 (perubahan UP) x 500 (nilai NAB dari UP awal) = Rp350.000 (hasil dari perubahan UP)
Rp350.000 (hasil dari perubahan UP) – Rp500.000 (modal) = Minus (-) Rp150.000
Jadi, dalam 5 bulan Mail investasi di reksa dana tersebut bisa meraup keuntungan sebesar Rp250.000 atau justru malah mengalami kerugian Rp150.000, tergantung dari posisi nilai NAB per UP pada waktu penjualan instrumen tersebut.