09 Maret 2020
Minggu I Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: OPEC+ (negara anggota OPEC, Rusia, Meksiko, Azerbaijan dan Kazakhtan) gagal mencapai kesepakatan pemangkasan produksi minyak mentah untuk menstabilkan harga minyak yang turun akibat menyebarnya wabah Covid-19 di beberapa negara dunia. Arab Saudi mengumumkan diskon besar - besaran harga jual resmi minyak yang diproduksi serta adanya peningkatan produksi dari 9.7 juta barrel/hari menjadi 10 juta barrel/hari. Harga minyak mentah berjangka turun tajam sebesar 30% di awal perdagangan tanggal 9 Maret 2020 dan sejak awal tahun 2020 turun lebih dari 28.63 USD/BBL atau lebih dari 45% sejak awal tahun 2020. Harga minyak Brent turun tajam sebesar 31% ke level USD 31.02 per barrel pada awal perdagangan tanggal 9 Maret 2020, ini merupakan penurunan terbesar sejak bulan Februari 2016. Di sisi lain harga emas meningkat sebesar 1.6% ke level USD 1,698 pada perdagangan tanggal 9 Maret 2020, investor beralih ke investasi yang memiliki tingkat resiko rendah (asset safe haven) akibat anjloknya harga minyak mentah. Ekonomi Indonesia Selain stimulus moneter yang dikeluarkan pemerintah melalui pemangkasan Bl7DRR sebesar 25 bps pemerintah juga mengeluarkan stimulus fiskal berupa enam insentif senilai Rp. 10,3 triliun untuk mencegah perlambatan ekonomi domestik akibat penyebaran Covid-19. Stimulus diluncurkan pada beberapa sektor industri yang terdampak Covid-19 seperti sektor pariwisata, transportasi, perumahan dan properti. lnflasi bulan Februari 2020 berada pada level 0.28% mom (+2.98% yoy) lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0.39% mom (+2.68% yoy). lnflasi bulan Februari didorong oleh adanya kenaikan harga pada komponen makanan, minuman dan tembakau. Ekonomi Jepang Pertumbuhan ekonomi Jepang terkontraksi sebesar 1.8% qoq pada kuartal IV Desember 2019, ini merupakan kontraksi tertajam sejak kuartal II tahun 2014. Penurunan terjadi pada konsumsi swasta sebesar 2.8% akibat adanya kenaikan pajak penjualan yang diberlakukan pada bulan Oktober, penurunan tajam juga terjadi pada pengeluaran bisnis sebesar 4.6% merupakan yang tersebesar sejak Q1 tahun 2009. lndeks kepercayaan konsumen Jepang turun sebesar 38.4 bps di buIan Februari 2020. Penurunan terjadi di setiap indikator yaitu persepsi ketenagakerjaan, pertumbuhan pendapatan, kemampuan pembalian barang tahan lama (durable goods) dan indikator mata pencarian. Jibun Bank Japan Services PMI turun pada level 46.9 di bulan Februari 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 51.0, penurunan paling tajam yang tercatat sejak bulan April 2014. Ekonomi Eropa IHS Markit Manufacturing PMI Eropa di Euro Area meningkat pada level 49.2 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 47.9. Hal ini merupakan peningkatan pertama sejak 13 tahun mengalami kontraksi pada aktivitas sektor manufaktur. Sementara itu, IHS Markit Eurozone Services PMI bulan Februari 2020 sedikit menguat pada level 52.6 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang berada pada level 52.5. Penjualan ritel di wilayah Eropa naik 0.6% pada bulan Januari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang turun sebesar -1.1%. Peningkatan terjadi pada penjualan produk makanan, minuman dan tembakau (0.7% vs -1.2%), produk non makanan (0.2% vs -1.1%) serta penjualan bahan bakar otomotif (1.9% vs -0.1%). Ekonomi China Indicator Caixin Manufacturing PMI terkontraksi tajam ke level 40.3 di bulan Februari setelah bulan sebelumnya berada pada level 51.1, ini merupakan level terendah sejak April 2004. Melambatnya sektor manufaktur China didorong oleh penurunan tajam pada permintaan order baru, output hasil produksi dan jumlah tenaga kerja akibat perusahana memperpanjang penutupan pabrik sebagai dampak penyebaran Covid-19. Sementara itu, Caixin China General Services PMI bulan Februari 2020 terkontraksi ke level 26.5 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang masih berada pada level 51.8. Penutupan pabrik dan pembatasan perjalanan dari dan ke China akibat wabah Covid-19 menjadi penyebab utama. China mencatat deficit pada neraca perdagangannya sebesar USD 7.09 miliar di bulan Januari - Februari 2020. lni merupakan defisit Neraca perdagangan pertama sejak bulan Maret 2018 dan juga mencerminkan dampak buruk Covid-19 terhadap perekonomian China. Nilai ekspor turun 17.2 % (yoy) menjadi USD 292.49 miliar sedangkan impor menyusut sebesar 4% (yoy) menjadi USD 25.37 miliar. Di sisi lain surplus perdagangan AS dan China menurun dibandingkan menjadi USD 25.37 miliar, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar USD 42.16 miliar. Ekonomi Amerika Serikat (AS) The Fed dalam rapat daruratnya di tanggal 3 Maret 2020 memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps menjadi 1% -1.25%, salah satu pertimbangannya adalah terus menyebarnya Covid-19 yang berakibat pada penurunan kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter yang diambil The Fed merupakan kebijakan darurat pertama kali sejak krisis keuangan tahun 2008. Selain itu The Fed juga memangkas IOER (Interest on Excess Reserves Rate) sebesar 50 bps menjadi 1.1% setelah pada bulan sebelumnya meningkat 5 bps. Nilai ekspor (-0.4%) dan impor (-1.6%) AS mengalami penurunan pada bulan Januari 2020. Penurunan ekspor AS dipicu oleh penurunan penjualan barang modal (capital goods) dan bahan industri dan kenaikan ekspor terjadi pada kendaraan bermotor dan bagiannya. Penurunan impor yang lebih besar membuat defisit neraca perdagangan menyempit menjadi USD 45.3 miliar pada Januari 2020 dari sebelumnya sebesar USD 48.6 miliar. IHS Markit Manufaktur PMI sedikit menurun ke level 50.7 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 50.8. Sementara itu, ISM Manufacturing PMI Februari turun ke level 50.1 dari sebelumnya berada pada level 50.9 di bulan Januari 2020. Data tenaga kerja AS menunjukkan serapan tenaga kerja non pertanian (nonfarm payrolls) meningkat 273 ribu posisi di bulan Februari 2020, terbesar sejak Mei 2018. Kenaikan terbesar datang dari sektor jasa kesehatan, jasa makanan dan minuman, pemerintahan, konstruksi, profesional dan kegiatan keuangan. Sementara itu, tingkat pengangguran di AS turun dari 3.6% menjadi 3.5% pada bulan Februari 2020, jumlah pengangguran menurun 105 ribu menjadi 5.79 juta sementara pekerjaan meningkat sebesar 45 ribu menjadi 158.76 juta. Minggu II Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: Laju inflasi, export-import prices * Jepang: GDP Q4, machinery orders * China: Laju inflasi, FDI (yoy), house price index, retail sales * EU: GDP Q4, ECB Interest Rate Decision, * Indonesia: Trade Balance Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Ziad Al Halabi on Unsplash