DRI: IHSG rebound 2% dan menjadi kenaikan pertama dalam lima hari perdagangan

23 Maret 2020

Riset

Minggu III Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Per tanggal 20 Maret 2020 nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 15,960 per dólar AS, ini merupakan posisi paling lemah nilai tukar rupiah sejak tahun 1998. Pada minggu ketiga bulan Maret nilai tukar rupiah melemah sebesar 8 % jika dibandingkan dengan minggu sebelumya yang berada pada posisi Rp 14,788 per dólar AS. Selain itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ketiga Maret menyentuh level 4.194,94 dengan penurunan tajam 14.52%. Pada penutupan tanggal 20 Maret 2020 IHSG rebound sebesar 2% dan menjadi kenaikan pertama dalam lima hari perdagangan. Sentimen negatif pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan tajam pada IHSG terkait dengan penyebaran Covid-19 di seluruh dunia bahkan Indonesia. Penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan data Kementrian Kesehatan per tanggal 20 Maret 2020 sebanyak 309 kasus positif yang tersebar di beberapa daerah, dengan kasus terbanyak berada di DKI Jakarta. Ekonomi Indonesia Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 2,34 miliar pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD 0,86 miliar. Surplus pada bulan Februari merupakan surplus pertama kali sejak bulan Oktober 2019 dan merupakan yang terbesar sejak 2011. Surplus di bulan Februari didorong oleh kenaikan pada ekspor (+2.24% mom) dan penurunan tajam pada impor (-18.7% mom). Penyebaran Covid-19 di China mengakibatkan impor dari China turun sebesar 17.75% di bulan Januari – Februari 2020. Bank Indonesia menetapkan untuk memangkas suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 4.50%, setelah pada bulan sebelumnya Bank Indonesia memangkas BI7DRR sebesar 25 bps ke level 4.75%. Selain itu Bank Indonesia juga menurunakan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing – masing sebesar 25 bps menjadi 3.75% dan 5.25%. Penurunan suku bunga ini terjadi di tengah penurunan nilai tukar rupiah akibat wabah Covid-19. Penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengantisipasi resiko perlambatan perekonomian global dan perlambatan ekonomi nasional di tengah semakin merebaknya wabah Covid-19. Pada tanggal 20 Maret 2020 OJK mulai menerapkan kebijakan pemberian stimulus bagi perekonomian melalui terbitnya POJK No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Desease 2019. Stimulus tersebut ditujukan bagi debitur pada sektor UMKM maupun Non-UMKM yang terdampak Covid-19.     Ekonomi Jepang Surplus perdagangan Jepang melebar ke JPY 1,11 triliun pada Februari 2020, lebih tinggi jika dibandingkan Februari 2019 sebesar JPY 0,33 triliun. Surplus perdagangan ini merupakan yang pertama kali sejak bulan Oktober 2019. Bank Sentral Jepang (BoJ) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga di level -0.1% pada pertemuan darurat bulan Maret 2020, namun meningkatkan laju tahunan pembelian EFT sebesar JPY 12 triliun dari sebelumnya sebesar 6 triliun untuk mengatasi perlambatan ekonomi akibat penyebaran Covid- 19. Secara tahunan, inflasi Jepang bulan Februari 2020 secara tak terduga turun menjadi 0.4% yoy dari 0.7% yoy pada bulan sebelumnya, ini merupakan inflasi terendah sejak bulan Oktober 2019. Produksi sektor industri Jepang bulan Januari 2020 meningkat sebesar 1.0% mom namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan bulan sebelumnya yang mencapai 1.2% mom. Peningkatan terjadi pada produksi kendaraan bermotor (5.6%), makanan dan tembakau (4.3%), dan manufaktur (1.8%). Sedangkan penurunan tajam terjadi pada mesin produksi (-3.5%) dan mesin listrik (-3%).     Ekonomi Eropa Neraca perdagangan kawasan Eropa mengalami surplus sebesar EUR 1,3 miliar pada Januari 2020 dari bulan sebelumnya sebesar EUR 0,6 miliar. Surplus didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 0,2% menjadi EUR 184 miliar sedangkan impor mengalami penurunan sebesar 0,2% menjadi EUR 182,7 miliar. Tingkat inflasi kawasan Eropa secara tahunan turun sebesar 1.2% yoy jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1.4% yoy, penurunan terhadi pada harga energi sebesar 0.3% sedangkan kenaikan harga terjadi pada komponen non energi (0.5%) dan pelayanan (1.6%).     Ekonomi China PBoC mempertahankan suku bunga dasar kredit (Loan Prime Rate) stabil pada level 4.05% di bulan Maret 2020, hal ini berbeda dengan konsensus pasar yang memprediksi akan ada penurunan kembali suku bunga pinjaman untuk menyuntik sektor bisnis efek penyebaran Covid-19. Langkah yang diambil PBoC berbeda dengan bank sentral lainnya yang secara besar – besaran melakukan pemangkasan suku bunga acuan untuk menghadapi perlambatan ekonomi akibat Covid-19. Penjualan ritel China turun tajam sebesar 20.5% yoy pada bulan Januari – Februari 2020, penurunan tertajam sejak survey dimulai pada tahun 1993. Penurunan terjadi pada hampir seluruh komponen dengan penurunan terbesar pada perhiasan (-41.1%), mobil (-37%), furniture (-33.5%), garmen (-30.9%), bahan bangunan (-30.5%), dan peralatan rumah tangga (-30%). Hal ini disebabkan oleh konsumen yang takut untuk pergi ke tempat – tempat keramaian akibat penyebaran Covid-19. Produksi sektor industri China mengalami terkontraksi tajam sebesar 13.5% yoy pada bulan Januari – Februari 2020, ini merupakan penurunan pertama output industri sejak tahun 1990 akibat penyebaran Covid-19 yang menyebabkan gangguan bisnis dan adanya pembatasan transportasi. Penurunan terjadi pada semua industri, penurunan tertinggi pada industri peralatan transportasi (-28.2%), peralatan umum (- 28.2%), tekstil (-27.2%) dan mesin (-24.7%).     Ekonomi Amerika Serikat (AS) Produksi sektor industri AS mengalami peningkatan 0.6% mom pada bulan Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya menurun sebesar 0.5% mom. Peningkatan tertinggi terjadi pada utilities output sebesar 7.1%, sementara itu peningkatan pada aktivitas manufaktur sebesar 0.1% didorong oleh peningkatan produksi pada kendaraan bermotor dan suku cadangnya sementara itu untuk produksi pesawat sipil turun tajam. Sedangkan untuk produk hasil pertambangan mengalami penurunan sebesar 1.5%. Penjualan ritel AS menurun 0.5% mom di bulan Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0.6% mom di bulan Januari 2020. Penurunan yang terjadi merupakan yang tertinggi sejak bulan Desember 2018, hal ini terjadi karena konsumen mengurangi pembeliannya pada kendaraan dan suku cadangnya, furniture, elektronik, bahan bangunan, produk kesehatan dan pakaian. Dari sektor perumahan AS, indikator sentimen pengembang perumahan- NAHB Housing Market Index turun ke level 72 di bulan Maret 2020 dari level 74 di bulan Januari. Optimisme pengembang AS sedikit tergerus seiring ekspektasi penjualan rumah yang melemah dalam 6 bulan mendatang hal ini dilihat dari sub indeksnya yang mengalami penurunan menjadi 75 dari 79. Di sisi lain, izin mendirikan bangunan turun 5,5% mom menjadi 1,464 juta unit (SA annual rate) pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai 1,550 juta unit dan menjadi tertinggi selama 13 tahun terakhir. Sementara itu pembangunan perumahan baru di AS turun 1.5% mom menjadi 1,599 juta pada bulan Februari 2020, penjualan untuk single-family yang menjadi segmen terbesar meningkat 6.07% menjadi 1,072 juta sedangkan segmen untuk multi-family turun tajam sebesar 17% menjadi 0,508 juta. Penjualan rumah di AS meningkat 6.5% mom di bulan Februari 2020 menjadi 5,77 juta unit, ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2007 dan berada di atas ekspektasi pasar sebesar 5,5 juta. Dari sektor tenaga kerja jumlah lapangan pekerjaan AS naik 411,000 menjadi 6,963 juta pada bulan Januari 2020, peningkatan terbesar terjadi di bidang keuangan dan asuransi (+65,000), bidang pemerintahan (+38,000), dan bidang pertambangan (+8,000). Peningkatan terjadi paling tinggi di AS bagian selatan. Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran meningkat sebesar 70 ribu menjadui 281 ribu pada 14 Maret 2020, ini merupakan level tertinggi sejak 22 September 2017 yang mencapai 299 ribu. Faktor pendorong peningkatan pada klaim tunjangan pengangguran yaitu adanya wabah Covid-19 di AS.     Minggu IV Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: Markit Composite PMI Flash, Markit Service PMI Flash, new home sales, durable & non durable goods orders, GDP growth Q4, personal spending, personal income * Jepang: Jibun Bank PMI Flash, Jibun Bank Service PMI, BoJ meeting * EU: Markit Manufacturing PMI Flash, consumer confidence, business confidence * Indonesia: Danareksa Consumer Confidence Survey     Sumber: Daranareksa Research Institute (DRI). Photo by Uray Zulfikar on Unsplash