Danareksa Research Institute (DRI) telah merilis riset terbaru terkait outlook PDB Indonesia dengan judul “GDP Outlook 4th Quarter of 2020: Sluggish Recovery” yang disusun oleh Moekti P. Soejachmoen, Muhammad Ikbal Iskandar, dan Sella F. Anindita.
Poin kunci dalam riset ini:
- Pemulihan ekonomi berlanjut secara lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya program perlindungan sosial, tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga.
- Investasi melambat seperti terlihat dari kontraksi pertumbuhan kredit investasi serta melambatnya FDI dan pembangunan infrastruktur.
- Neraca perdagangan meningkat karena impor yang lemah.
Outlook Summary
DRI memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB pada triwulan IV tahun 2020 mencapai 0,70% qoq atau -2,94% yoy. Secara tahunan, PDB diperkirakan mengalami kontraksi -2,33% pada tahun 2020. Lemahnya pemulihan ekonomi mencerminkan lesunya konsumsi rumah tangga di tengah realisasi program perlindungan sosial yang relatif tinggi yang menyebabkan belanja pemerintah tumbuh signifikan. Selain itu, investasi, ekspor, dan impor menunjukkan pertumbuhan terbatas pada kuartal terakhir tahun 2020.
Konsumsi Rumah Tangga Belum Pulih
Konsumsi rumah tangga lemah di tengah realisasi program perlindungan sosial pemerintah yang tinggi. Lemahnya konsumsi rumah tangga didorong oleh terbatasnya aktivitas masyarakat umum akibat diberlakukannya pembatasan jarak sosial (PSBB) skala besar pada awal Oktober 2020 yang dilanjutkan dengan peralihan PSBB hingga akhir Desember 2020 akibat tingginya kasus harian dari Covid-19. Pelemahan tersebut terlihat dari penjualan kendaraan yang melambat dibandingkan periode sebelumnya, kontraksi pertumbuhan kredit konsumsi, dan lemahnya penjualan eceran.
Pengeluaran Pemerintah Naik seiring Pencairan Program Pemulihan Ekonomi
Belanja pemerintah meningkat tajam didorong oleh realisasi program pemulihan ekonomi nasional yang mencapai Rp579,78 triliun atau 83,40% dari target Rp695,2 triliun.
Pertumbuhan Investasi Lebih Lambat
Aktivitas investasi lesu akibat berlakunya PSBB dan melemahnya optimisme investor di tengah maraknya kasus positif Covid-19 di Indonesia. Penjualan semen hanya tumbuh 4,23% qoq, jauh lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 37,84% qoq. Selain itu, pertumbuhan kredit investasi mengalami kontraksi -2,02% qtq karena lemahnya permintaan kredit baru.
Subsequent Events
Sementara itu, pandangan DRI terhadap PDB dalam jangka pendek adalah sebagai berikut:
Pemulihan ekonomi yang diprakirakan lambat dalam beberapa periode mendatang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
- Penanganan strategi meratakan kurva kasus harian Covid-19;
- Distribusi vaksin Covid-19 terutama untuk masyarakat umum;
- Efektivitas stimulus Pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi.
Untuk mengunduh riset lengkapnya, silakan klik tautan di bawah ini:
DRI - GDP Outlook_Q4"20 - Sluggish Recovery
Photo by Adli Wahid on Unsplash
DRI – GDP Outlook_Q4’20 – Sluggish RecoveryAdli WahidUnsplash